Tambo Dan Sejarah Nagari Tanjung Balik X Koto Diatas Kab Solok

Tambo Dan Sejarah Nagari Tanjung Balik X Koto Diatas Kab Solok


TAMBO NAGARI TANJUNG BALIT 

tambo sejarah tanjung balit



SAKAPUA SIRIAH


Carano Kanso dari Balai. Bak Suto Jelo Bajelo.

Duduak Basamo Jo nan Pandai. Kok Salah Sapo Manyapo.


Kalilawa di Pulau Rambang. Anak Ruso Mati Tadabiah.

Kok Gawa Mintak Ditimbang. kok Doso Ampun nan Labiah.


Tidak mudah untuk membicarakan sejarah Nagari pada saat generasi sebagai penerus atau masyarakat Nagari nyaris tidak lagi membutuhkannya, akan tetapi bagi orang yang sangat mencintai Nagarinya orang itu dengan susah payah pasti dia ingin mengetahui tentang asal usul Nagarinya dan asal usul Nenek Moyangnya.

Selama ini semenjak bertahun-tahun lalu jauh sebelum penjajahan Nenek Moyang orang Tanjung Balik telah bersusah payah untuk menjadikan Tanjung Balik demi anakanak cucu nya dikemudian hari, dari Taratak menjadi Dusun(Kampung) dari Dusun(Kampung) menjadi Koto dari Koto baru menjadi Nagari, kita tidak tahu enta bagaimana usaha nenek moyang kita semasa itu. man yang serba modern dan canggih sehingga generasi muda kurang berminat untuk mempelajari dan mengetahui seluk beluk Nagari serta adat istiadat yang berlaku di Nagari, atau mungkinkah orang tua kita yang telah lalai dan lupa untuk mewariskan kepada mereka ???????.

Justru itulah hati kecil saya terpanggil untuk menulis Sejarah Nagari ini kedalam bentuk sebuah buku, walaupun dalam buku ini tidak sempurna dan saya sangat menyadari atas segala kekurangan saya, tapi inilah yang dapat saya sumbangkan untuk generasi penerus, yang tujuannya adalah supaya anak-anak cucu dikemudian hari tidak terlalu kehilangan jejak terutama tentang Sejarah Nagari dan adat istiadat Nagari kita ini, Sejarah Nagari Tanjung Balik ini sesuai dengan yang saya perdapat dari orang tua saya yang selama ini tersimpan dan ditambah saya perdapat dari beberapa sumber yang ikut membantu terciptanya Sejarah nagari ini, namun demikian saya yakin dan percaya bahwa isi buku ini kurang berkenan dihati pembaca,tapi itulah warih yang saya jawek pusako yang saya terima.

Sekiranya dalam pembuatan buku ini ada yang salah ketik atau terkurang dan terlebih hurufnya ataupun bahasanya yang kurang tepat saya mohon maaf kepada pembaca dan saya mohon supaya para pembaca bisa memperbaiki tujuan kata-kata yang salah itu, karena saya adalah seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekilafan.


Pucuak Sitapo aka Jumbai. Batang Limpato dipatahkan.

Bukannyo Sayo Cadiak Pandai.Pusako kato nan ditulihkan.


Dari awa sampai ka akia. Khilaf jo gawa sifat kito.

Nak jan binaso papan dek ukia. Barilah maaf badan ambo.


Bukan tambilang manggulampai. Tambilang panggali pakubura.

Bukan mambilang tando pandai. Dek amanah warih bataruihkan


Bukik Tinggi Tanah Rang Kurai. Lubuak Basuang dengan Pasaman.

Sungguah banyak siriah dibalai. Sado iko didalam pasambahan



Wassalam
Penulis


















Zaitun Nahar Pakiah Sati





SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

NAGARI TANJUNG BALIK


tambo dan sejarah tanjung balik
Batu sandaran rajo
tambo dan sejarah nagari tanjung balit
Makam Inyiak Susu Tungga


KEDATANGAN NINIAK MOYANG

Semasa dahulu pada zaman Kerajaan Bungo Setangkai dikala Datuak Katumanggungan memerintahkan untuk membuat kubu pertahanan sebelah timur, menurut penulis Zaitun Nahar Pakiah Sati Suku Bendang, datanglah suatu rombongan kecil yang jumlahnya tidak beberapa orang, menurut warih nan bajawek kato nan batarimo jumlah rombongan tersebut berjumlah 16 ( enam belas )orang laki-laki dan perempuan yang turun dari Pariangan Padang Panjang menuju Padang Sumawang. Setelah menempati Padang Sumawang beberapa lama maka teruslah rombangan tersebut berjalan hingga sampailah mereka disebuah tempat (berapa lama niniak moyang itu berjalan tidak disebutkan) yang selanjutnya mereka menamai tempat itu  Kampung Timbarau, karena didaerah tersebut banyak ditumbuhi batang timbarau, dan ditengah perjalanan dari Padang Sumawang  banyak yang mereka temui beberapa keanehan alam, seperti jalan (tempat lalu) yang berbelit-belit dan air yang sangat sulit alirannya dan lain-lain keajaiban alam.

Rombongan pertama yang datang tersebut terdiri dari empat niniak, yang menurut sejarah yang diperdapat rombongan pertama itu datang pada abad ke lima masehi sekitar tahun 431 Masehi, awal pertama yang mereka kerjakan adalah meninjau daerah apakah bisa untuk dijadikan pemukiman meninjau yang patut dijadikan sawah dan yang akan dijadikan ladang, pada waktu itu niniak moyang kita belum lagi ber-agama islam melainkan ber-agama Hindu/Budha, karena agama islam masuk ke Minangkabau secara bergelombang mulai dari abad ke 7 sampai abad ke 17, namun mereka sudah taat pada aturan adat, karena adat Minangkabau sudah tersusun rapi semenjak abad ke 3 masehi. 

Selanjutnya mereka membuat “tajak jo tambilang”  barulah nagari dicacak kampuang dihuni, Nagari mulai dicacak di Tanjung sebelah mudiak tepatnya di Payoboda sekarang, dan pada waktu itu Payau Bana. Sedangkan sumua mulai digali dilereng Tanjung sebelah hilia yaitu di Kolam Duo sekarang, Medan (Kampuang) mulai dihuni yaitu di Kampuang Timbarau  disanalah tempat bermusyawarah dan memecahkan permasalahan-permasalahan, dan tempat bermusyawarah itu diparit/dipaga dengan batu-batu alam  yang sampai akirnya batu-batu itu berjumlah 25 (dua puluh lima) buah, 24 (dua puluh empat) untuk sandaran penghulu 1 (satu) buah batu sandaran Rajo.

 Setelah beberapa lama mungkin seabad atau dua abad niniak moyang yang pertama datang 16 orang itu tentu sudah mulai berkembang, pertama mereka berkampung didirikan suatu kampung dan kampung yang pertama didirikan adalah Kampung Timbarau (tempat pertama nenek moyang terdahulu tiba) kemudian setelah berkembang juga mereka mencari tempat-tempat untuk dijadikan lahan pertanian lalu mereka mendirikan suatu Taratak dan Taratak yang pertama mereka buat adalah Taratak Batu Galeh setelah ada Kampung dan taratak maka disusun menjadi Koto kemudian koto itu menjadi Nagari,dan karena penduduk sudah agak berkembang maka mereka mendidirikan suatu pemerintahan yaitu kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang  Raja, menurut sejarah  yang diterima Raja yang pertama di Tanjung Balik bernama Rasi Rajo Malano Keturunan Rajo nan batigo yaitu Rajo Malewar yang pergi ke Negeri Sembilan, Rajo Hitam yang pergi ke Negeri Cina, Rajo Maulana yang tinggal di Minangkabau.

Namun secara Pemerintahan mereka tetap berdaulat kepada Kerajaan Bungo Setangkai, kerajaan Bungo Setangkai tersebut dipimpin oleh Datuak Katumanggungan dan wakilnya Datuak Bandaro Putiah yang berpusat di Sungai tarab, sedangkan Tanjung Balik termasuk  daerah kubu pertahan sebelah timur yang dipimpin oleh seorang Penghulu yang dirajakan tapi keberadaan Tanjung Balik sudah diakui oleh Kerajaan Minangkabau semenjak Kerajaan Bungo Satangkai sampai Kerajaan Bukik Batu Patah, dilanjutkan dengan pembagian kekuasaan Datuak nan batigo yaitu : Dt.Katumanggungan, Dt.Parpatiah Nan Sabatang dan Dt.Sri Marajo Nan Banego-nego, Tanjung Balik masuak Longgam Nan Tujuah  “ Tanjung Balik  Sulik Aia Cimoti Koto Piliang “ tulisan Tanjung Balik dalam ejaan lama TANDJOENG BALIK


Tambo Minangkabau dan Bukti Sejarah oleh : ST.MAHMOUD,BAdan A.MANAN RAJO PENGULU yang mencantumkan bahwa “ Kerajaan Bungo Satangkai “ telah disusun dengan 22 koto, yaitu mula-mula dengan intinya Sungai Tarab dengan kapak radainya, ekor kepalo gombak, dan katitiran diujuang tunjuak setelah itu 22 Penghulu anggota sidang terdiri dari :



1.Sungai Tarap 8 Penghulu
2.Sungai Jambu 1 Penghulu

3.Labuatan 1 Penghulu

4.Sumawang 1 Penghulu

5.Saningbaka 1 Penghulu

6.Silungkang 1 Penghulu

7.Padang Sibusuak 1 Penghulu

8.Bukik Kandung 1 Penghulu
9.Tanjung Balik 1 Penghulu

10.Sulik Aia 1 Penghulu

11.Singkarak 1 Penghulu
12.Dt.Katumanggungan

13.Dt.Bandaro Kayo

14.Dt.Pamuncak Alam Sati

15.Dt.Bandaro Putiah

Dan juga pada zaman Kerajaan Pagaruyung apabila ada suatu permasalahan yang akan dipecahkan anggota sidang terdiri dari Rajo Alam sebagai pimpinan sidang anggota sidang adalah:


(Rajo Tigo Selo)


Rajo Alam                (Pagaruyung)

Rajo Adat                 ( Buo )

Rajo  Ibadat              ( Sumpu Kuduih )


(Basa Ampek Balai)


Dt.Bandaro Putiah   ( Sungai Tarab )

Makhudum                ( Sumaniak)

Andomo                     ( Saruaso )

Kadi                         ( Padang Gantiang)
Tuan Gadang            ( Batipuah)

Dt.Bandaro Panjang ( Biaro Luhak Agam)

Dt.Kayo Nun             ( Luhak 50 )

Pucuak Nagari Sungai Jambu  jo

Labuatan

Pucuak Nagari Simawang jo Bk.Kandung

Pucuak Nagari Tanjung Balik jo Sulik Aia

Pucuak Nagari Saningbaka jo Singkarak

Pucuak Nagari Silungkang jo Pd.Sibusuak

Dt.Bandaro Kayo              (Pariangan)


Dt.Maharajo Basa        ( Padang panjang 



LAREH KOTO PILIANG DAN LAREH BODI CANIAGO


Yang termasuk Lareh Koto Piliang dengan pengertian yang memakai sistem adat Koto Piliang disebut :Longgam Nan Tujuah  yang dikepalai oleh Datuak  Katumanggungan  adalah :


1.       Sungai Tarab Salapan Batua, disebut Pamuncak Koto Piliang.

2.       Simawang Bukik Kanduang, disebut Padamaian Koto Piliang

3.       Sungai Jambu Labuatan, disebut Pasak Kungkuang Koto Piliang

4.       Batipuah Sapuluah Koto, disebut Harimau Campo Koto Piliang

5.       Singkarak Saniangbaka, disebut Camin Taruih Koto Piliang.

6.       Tanjung Balik, Sulik Aia, Cumoti Koto Piliang.

7.       Silungkang Padang Sibusuak, disebut Gajah Tongga Koto Piliang


Disamping Longgam Nan Tujuah Nagari-nagari lain yang termasuk Lareh Koto Piliang adalah Pagaruyung, Saruaso, Atar, Padang Gantiang, Taluak Tigo jangko, Pangian, Buo, Batua, Talang Tangah, Gurun, Ampalu, Guguak, Padang Laweh, Koto Hilalang, Sumaniak, Sungai Patai, Minag Kabau, Simpuruik, Sijangek, ( Pusat Pemerintahan Lareh Koto Pilian ialah di Bungo Satangkai Sungai Tarab).



Tugas-tugas dari Longgam Nan Tujuah itu adalah :


1.    Pamuncak Koto Piliang yang daerahnya di Sungai Tarab Salapan Batu sebagai “ Pimpinan Longgam Nan Tujuah “

2.   Gajah Tongga Koto Piliang yang daerahnya di Silungkang Padang Sibusuak sebagai “ Kurir “ dan menjaga perbentengan bagian Selatan Minangkabau.

3.    Camin Taruih Koto Piliang yang daerahnya Singkarak jo Saningbaka sebagai “ Badan Penyidik “

4.     Cimoti Koto Piliang yang daerahnya Tanjung Balik jo Sulik Aia sebagai “ Pelaksana Hukum “

5.     Padamaian Koto Piliang yang daerahnya Sumawang jo Bukik Kanduang sebagai “ Perdamaian “ bagi Nagari-nagari yang bersengketa.

6.    Harimau Campo Koto Piliang yang daerahnya Batipuah Sapuluah Koto sebagai “ Panglima Perang”
7.    Pasak Kungkuang Koto Piliang yang daerahnya Sungai Jambu jo Labuatan sebagai “ Mengawasi Keamanan dalam Nagari “



Yang termasuk Lareh Bodi Caniago disebut juga dalam tambo  Tanjuang Nan Ampek Lubuak Nan Tigo.

Tambo Dan Sejarah Nagari Tanjung Balik X Koto Diatas Kab Solok Tambo Dan Sejarah Nagari Tanjung Balik X Koto Diatas Kab Solok Reviewed by hunti on 12:27 PM Rating: 5